Menjadi Mahasiswa yang “BERARTI” bagi Masyarakat

GEBRAK (Gerakan Bersama Amankan Kehamilan) merupakan program dari Dinas Kesehatan provinsi Jawa Timur yang bertujuan untuk menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) terutama di provinsi Jawa Timur. Tujuan khusus program GEBRAK adalah untuk membantu ibu hamil agar dapat melahirkan dengan selamat dan bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat.

            Program GEBRAK ini sudah diterapkan di beberapa kota di Jawa Timur, salah satunya yaitu di Kabupaten Jombang. Program GEBRAK yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Kebidanan STIKES Pemkab Jombang sudah dimulai pada tahun 2018, dengan mengajukan proposal ke Dinas Kesehatan, kemudian dari Dinas Kesehatan ditunjuk puskesmas Pulo Lor, dan dari Puskesmas Pulo Lor memilihkan desa Banjardowo sebagai desa yang ibu hamilnya akan dilakukan pendampingan GEBRAK. Saat ini program GEBRAK telah dilaksanakan oleh Mahasiswa Kebidanan STIKES PEMKAB Jombang di Desa Banjardowo, Kabupaten Jombang dan dilaksanakan di 6 dusun, antara lain dusun gedang keret, sumberwinong, gempolpait, sendang rejo, banjar agung, dan banjardowo.

            Program GEBRAK yang dilaksankan melibatkan 23 Mahasiswi Kebidanan Tingkat II dan 25 Mahasiswi Kebidanan Tingkat I. Di desa Banjanrdowo terdapat 23 ibu hamil yang didampingi masing-masing oleh 2 Mahasiswa Kebidanan. Kegiatan ini berupa menempatkan para mahasiswa di suatu wilayah untuk mendampingi ibu hamil yang ada, untuk membantu, memantau dan melaporkan ke bidan penanggung jawab setempat bila ada kelainan-kelainan dalam masa kehamilan. Pemantauan dilakukan secara terus menerus sehingga jika ditemukan adanya penyakit selama proses kehamilan akan dapat dideteksi sedini mungkin. Pemantauan ini dilakukan diluar kegiatan ANC yang sudah rutin, minimal 4 kali.

            Kegiatan yang dilakukan mahasiswa selama melakukan program GEBRAK antara lain, melakukan pendampingan kepada ibu hamil selama masa kehamilan, saat  persalinan, masa nifas hingga pemilihan kontrasepsi; memotivasi ibu hamil agar periksa secara rutin; melakukan deteksi dini dan resiko tinggi pada ibu hamil dengan menggunakan KSPR; memotivasi rujukan bila ada tanda bahaya; mendampingi ibu hamil dalam memahami isi buku KIA. Selain itu mahasiswa juga melakukan kunjungan rumah untuk melihat kondisi ibu secara langsung dan mengukur tekanan darah, menanyai keluhan selama hamil dan memberi konseling sesuai kebutuhan. Mahasiswa juga menemani ibu untuk periksa ke fasilistas kesehatan terdekat.

Dari 23 ibu hamil yang didampingi, terdapat 12 ibu hamil dengan resiko tinggi dan 6 ibu hamil dengan resiko sangat tinggi. Data terakhir menunjukkan dari 23 ibu hamil yang didampingi, sebanyak 61% (14 orang) sudah melahirkan. Dari 14 orang ibu yang sudah melahirkan, sebanyak 36% (5 orang) dirujuk atas indikasi ketuban pecah dini, PE, panggul sempit, dan ada riwayat SC sebelumnya. Dari 14 Ibu yang sudah melahirkan, sebanyak 36% (5 orang) yang tidak memberi ASI ekslusif dengan alasan merasa bayinya kurang puas menyusu jika hanya diberi ASI saja, kemudian saat bayi ditinggal oleh ibu bekerja akhirnya diberi susu formula oleh neneknya, selaian itu ada juga yang setelah melahirkan ibu dirawat di RS karena diare, sehingga bayinya diberi susu formula. Dan data KB dari 14 ibu yang sudah melahirkan, sebanyak 72% (10 orang) masih rencana untuk KB karena ada yg masih dalam masa nifas, dan masih memikirkan ingin memilih KB yang cocok. Sebanyak 7% (1 orang) tidak ingin KB dengan alasan masih ingin hamil lagi, karena jarak anak pertama dan kedua 17 tahun (pernah KB setelah melahirkan anak pertama). Dilihat dari prosentase  data tersebut, dapat dilihat bahwa program GEBRAK memliki pengaruh yang baik untuk ibu dan bayinya.

            Kendala yang terjadi selama pelaksanaan program GEBRAK antara lain budaya yang masih kental sehingga sulit diberi KIE, ibu sulit menyampaikan keluhan dan lebih tertutup, kurangnya pengetahuan sehingga kesulitan dalam memahami konseling yang diberikan, ibu yang didampingi tidak punya HP sehingga sulit untuk dipantau/ dikontrol, serta sulit melakukan kunjungan rumah karena harus mencari waktu yang tepat untuk bertemu ibu hamil yang didampingi.

Link Materi dapat diunduh DISINI